TUGAS
PERAN INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA – AFRIKA
Nama : Santiyulia
NPM :
18213243
Kelas : 2
EA 32
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas
Gunadarma
PERAN INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA – AFRIKA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Konferensi Tingkat Tinggi Asia -
Afrika (KTT Asia - Afrika atau KAA) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh
kemerdekaan. Indonesia merupakan salah satu pemrakarsa penyelenggaraan
Konferensi Asia - Afrika (KAA). Negara-negara tersebut berkumpul untuk
menghasilkan beberapa kesepakatan. Salah satunya adalah untuk memujudkan salah
satu wujud politik bebas aktif Indonesia
dalam tingkat internasional. KAA merupakan salah satu upaya memujudkan
perdamaian dunia.
KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh
Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini
berlangsung antara 18 April-24 April 1955,
di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama
ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme
atau neokolonialisme
Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara imperialis lainnya. Sebanyak 29
negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu
mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang
sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan
mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin
KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan
perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai,
khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat
maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian
ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua keuntungan.
Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai masalah RRC
dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan
diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua,
RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa arti penting KAA bagi Indonesia
?
2.
Bagaimana peran Indonesia di dalam
KAA ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun beberapa tujuan dari
penelitian ini, antara lain adalah :
1.
Menjelaskan apa arti penting KAA
bagi Negara Republik Indonesia
2.
Mengetahui bagaimana dan apa saja
peran negara Indonesia di dalam KAA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Politik
luar negeri adalah arahan kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungannya
dengan nengara lain. Politik luar negeri merupakan bagian dari kebijakan
nasional yang diabadikan bagi kepentingan nasional dalam lingkup duni
internasional setiap negara mempunyai kebijakan politik luar negeri yang
berbeda – beda .kebijakan suatu negara dipengaruhi oleh factor luar negeri dan
factor dalam negeri.
Dalam
mengikuti peraturan dunia. Negara Indonesia menganut politik luar negeri bebas
aktif. Politik luar negeri pertama kali dicetuskan oleh Drs. Moh Hatta, wakili
presiden RI yang pertama. Dasar politik terdapat dalam pembukaan UUD 1945
alinea IV yang berbunyi “ ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan , perdamaian abadi , dan keadilan social “
Tujuan Politik Luar negeri Bebas
aktif :
- Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara
- Memperoleh barang – barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbaiki kemakmuran rakyat
- Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan dan Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat – syarat yang diperoleh untuk memperbesar kemakmuran rakyatnya.
- Meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa sebagai pelaksanaan cita yang tersimpul didalam pancasila
B.
Latar Belakang Terbentuknya KAA
Berakhirnya Perang Dunia II membawa pengaruh terhadap
bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan.
Di samping itu juga ditandai dengan munculnya 2 kekuatan ideologis, yaitu
politik dan militer termasuk pengembangan senjata nuklir. Negara Republik
Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu
berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan
kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama dengan negara lain. Kebijakan
yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik
luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga
harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Indonesia mencetuskan gagasannya
untuk menggalang kerja sama dan solidaritas antar bangsa dengan
menyelenggarakan KAA.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas
artinya bangsa Indonesia tidak memihak
pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak
bersahabat dengan negara manapun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas
juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi
masalah internasional. Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut
mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat
politik luar negerinya bebas aktif dikarenakan setelah berakhirnya Perang Dunia
II, telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat mempelopori berdirinya Blok
Barat atau Blok Kapitalis (Liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan
Blok Timur atau Blok Sosialis (Komunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia,
pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia –
Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia – Afrika.
Bangsa-bangsa Asia – Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan
imperialis barat. Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia
berakhir, banyak negara di Asia – Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di
antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri
Lanka, Vietnam dan Libya. Sementara itu masih banyak pula negara yang berada di
kawasan Asia – Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia – Afrika yang telah merdeka juga tidak
melupakan masa lalunya. Mereka tetap merasa senasib da sependeritaan. Apalagi
jika mengingat masih banayak negara di Asia –Afrika yang belum merdeka. Rasa setia
kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Pelakasanaan KAA mempunyai
arti penting , baik bagi bangsa-bangsa di Asia – Afrika pada khususnya maupun
dunia pada umumnya.
C.
Sejarah Singkat Konferensi Asia – Afrika
Konferensi Asia -
Afrika diawali oleh Konferensi Colombo, dicolombo, Ibukota Negara Sri Lanka.
Konferensi Colombo dilaksanakan tanggal 28 april – 2 mei 1954. Konferensi ini
mempertemukan lima pimpinan negara Asia, sebagai berikut :
- Pandit jawaharlat Nehru (Perdana Menteri India)
- Sir john kotelawala (Perdana Menteri Sri lanka)
- Moh ali jannah (Perdana Menteri Pakistan)
- U Nu ( Perdana Menteri Burma/Myanmar)
- Ali sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia)
Konferensi
Colombo ini menghasilkan beberapa kesepakatan, salah satunya adalah kesepakatan
untuk menyelanggarakan Konferesi Asia - Afrika (KAA) dalam waktu dekat.
Indonesia disepakati menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Sebelum KAA
dilaksanakan, tanggal 28 -31 desember 1954 diadakan sebuah pertemuan persiapan
di Bogor, Indonesia. Konferensi ini dihadiri oleh wakil dari lima negara yang
hadir pada Konferensi Colombo sebelumnya.dalam pertemuan ini disepakati
beberapa hal sebagai berikut.
a.
KAA diselanggarakan di Bandung pada
tanggal 18 – 24 april 1955
b.
Menetapkan kelima negara peserta
Konferensi Bogor sebagai negara – negara sponsor
c.
Menetapkan 25 negara Asia - Afrika
yang akan diundang
d.
Menentukan empat tujuan pokok KAA
berikut ini
-
Memajukan kerja sama antarbangsa Asia Afrika
demi kepentingan bersama
-
Membahas dan meninjau persoalan
ekonomi, sosial dan budaya
-
Membahas dan berusaha mencari
penyelesaian masalah kedaulatan nasionalisme, rAsialisme dan kolonialisme
-
Memperkuat kedudukan dan peranan
Asia Afrika dalam usaha perdamaian dunia.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,
yang merupakan salah satu metode yang digunakan peneliti dalam ilmu sosial.
Adapun data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan studi kepustakaan.
Studi kepustakaan merupakan kegiatan membaca, membandingkan serta menganalisis
menggunakan buku-buku ilmiah, artikel, dan beberapa website yang kemudian
seluruh data nya diolah dan dianalisis, untuk mencukupi data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif,
yang bertujuan untuk mendeskripsikan penelitian dengan data yang benar adanya
dan dihubungkan dengan teori-teori yang ada.
BAB IV
GAMBARAN UMUM KAA
KAA diselanggarakan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 18
-24 april 1955. Konferensi ini dihadiri oleh 23 negara Asia dan 6 negara
Afrika. Anggota konferensi dari Asia adalah Indonesia, India, Burma, Pakistan,
Sri Lanka, Cina, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, Kamboja,
Thailand, Filipina, Nepal, Afganistan, Iran, Irak, Yordania, Turki, Syria,
Saudi Arabia dan Yaman. Adapun negara–negara dari benua Afrika adalah Mesir,
Ethiopia, Libya, Sudan, Liberia dan Pantai Emas ( sekarang Ghana). Konferensi
Asia Afrika berjalan dengan sukses. KAA menjadi pusat perhatian dunia saat itu.
Indonesia pun tidak lepas dari perhatian duni karena menjadi tuan rumah.
Konferensi Asia Afrika menghasilkan beberapa keputusan penting. Beberapa
keputusan penting tersebut sebagai berikut :
a.
Memajukan kerja sama antarbangsa di
kawasan Asia dan Afrika dalam bidang social , ekonomi , dan kebudayaan
b.
Meyerukan kemerdekaan aljazair,
Tunisia dan marako dari penjajahan prancis.
c.
Menuntut pengembalian irian barat (
sekarang papua) ke perda Indonesia dari aden kepada yaman.
d.
Menentang diskriminasi dan
kolonialisme.
e.
Ikut aktif dalam mengusahakan dan
memelihara perdamaian dunia.
Selain
beberapa keputusan penting tersebut. Konferensi Asia Afrika juga mencetuskan
dasasila bandung atau disebut juga “bandung declaration”
Penyelenggaraan KAA didasarkan pada
beberapa hal :
a.
Persamaan nasib dan sejarah, yaitu bangsa-bangsa di Asia - Afrika, terutama pernah
mengalami penjajahan
b.
Kesadaran untuk memperoleh
kemerdekaan
c.
Kecemasan akan persaingan Blok Barat
dan Blok Timur
- Perubahan politik pada tahun 1950-an yaitu berakhirnya Perang Korea (1953). Akibat Perang Korea, semenanjung terbagi menjadi dua negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Peristiwa ini semakin menambah ketegangan dunia dikarenakan adanya intervensi dari blok yang bersaing.
- PBB sudah ada forum konsultasi dan dialog antarnegara yang baru merdeka, tetapi di luar PBB belum ada forum yang menjembatani dialog antarnegara tersebut.
- Persamaan masalah sebagai negara yang masih terbelakang dan berkembang
Penyelenggaraan KAA mempunyai tujuan berikut :
a. Mengembangkan
saling pengertian dan kerja sama antarbangsa Asia Afrika meningkatkan
persahabatan
b. Membicarakan dan
mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan
c. Memerhatikan
masalah khusus terkait dengan kedaulatan, kolonialisme, dan imperialism
d. Memerhatikan posisi
dan partisipasi Asia Afrika dan bangsa-bangsa dalam dunia internasional
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Arti Penting KAA
KAA yang dilaksanakan dibandung pada tanggal 18 – 24 april
1955 mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya dan bagi
dunia pada umumnya. KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan
perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai,
khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat
maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian
ketegangan dunia dapat diredam.
Pengaruh
KAA bagi bangsa Indonesia :
- Ditandatanganinya persetujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC ( seseorang yang memegang dwi kewarganegaraan harus memilih salah satu dan tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan
- Adanya dukungan yang diperoleh , yaitu berupa keputusan KAA mengenai perjuangan merebut irian barat dalam forum PBB
Pengaruh
KAA bagi Negara – Negara Asia Afrika :
- KAA berpengaruh besar terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa - bangsa asia afrika yang belum merdeka. Bangsa - bangsa asia afrika yang merdeka sesudah diadakannya KAA, antara lain : Maroko, Tunisia dan Sudan (1956), Ghana (1957), Guyana (1958), Mauritania, Mali, Niger, Tugo, Dahomei, Chad, Senegal, Pantai Gading dan beberapa negara Afrika lainnya ( 1960 ).
Pengaruh KAA bagi dunia :
- Berkurangnya ketegangan dunia
- Amerika serikat dan Australia mulai berusaha menghapuskan ras diskriminasi di negaranya
- Munculnya organisasi gerakan nonblok ( GNB ) yang bertujuan meredakan perselisihan paham dari blok barat dan blok timur
d. Belanda mulai kebingungan
mengahadapi blok afro – asia di PBB
Berikut
ini makna dan arti penting terselenggaranya KAA.
- Merupakan pendorong kemerdekaan bangsa-bangsa Asia – Afrika untuk lepas dari cengkeraman imperialisme dan kolonialisme Barat.
- Menjadi pendorong lahirnya Gerakan Nonblok.
- Merupakan pencetus semangat solidaritas dan kebangkitan negara Asia Afrika dalam menggalang persatuan.
- Memberikan harapan baru bagi bangsa-bangsa yang sudah maupun belum merdeka.
- Mulai diikutinya politik luar negeri bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka.
- Kembali bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika akan potensi yang dimiliki.
- Diakuinya nilai-nilai Dasasila Bandung oleh negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan dalam meredakan ketegangan dunia.
- Mulai dihapuskannya praktik-praktik politik diskriminasi ras oleh negara-negara maju.
B.
Peran Indonesia dalam KAA
Setelah perang dunia ke II selesai, muncul dua kekuatan yang
saling bertentangan, yaitu blok barat dan blok timur. Sikap bangsa Indonesia
terhadap adanya dua kekuatan tersebut tidak mau memihak salah satu blok.
Sebagai warga negara penganut politik luar negeri bebas aktif, bangsa Indonesia
mengambil jalan sendiri untuk tetap memelihara perdamaian dan meredakan, ketegangan
dunia akibat perang dingin. Salah
satu upaya bangsa Indonesia untuk memelihara perdamaian dunia adalah dengan
menggalangkan persatuan dengan negara–negara di kawasan asia dan afrika.
Bersama dengan negara lain, yaitu india, Pakistan, Sri Lanka dan Burma (
Myanmar ). Bangsa Indonesia diwakili oleh ali sastroamijoyo menjadi sponsor
pelaksanaan konfersi asia afrika.
Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di
samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan
diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet
Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat
internasional. Dalam pelaksanaan KAA Indonesia berperan penting, karena selain
menjadi tempat berlangsungnya Konferensi tersebut Indonesia juga salah satu
negara yang ingin bangsanya hidup setara, maju di berbagai bidang dan
tidak ingin tertindas oleh Negara barat, yang paling penting adalah
mengutamakan kerjasama.
BAB VI
KESIMPULAN
1.
KAA berpengaruh sangat besar dalam
upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia
secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak
pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok.
Dengan demikian ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan
dua keuntungan. Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan
mengenai masalah RRC dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki
dwikewarganegaraan diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga
negara RRC. Kedua, RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian
Barat.
2.
Salah satu upaya bangsa Indonesia
untuk memelihara perdamaian dunia adalah dengan menggalangkan persatuan dengan
negara–negara di kawasan asia dan afrika.
Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di samping sebagai
salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai
tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet Ali
Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat
internasional. Dalam pelaksanaan KAA Indonesia berperan penting karena selain
menjadi tempat berlangsungnya konferensi tersebut, Indonesia juga merupakan
salah satu negara yang ingin bangsanya hidup setara, maju di berbagai
bidang dan tidak ingin tertindas oleh Negara barat, yang paling penting
adalah mengutamakan kerjasama. Dengan
KAA maka Indonesia dapat menunjukkan sikap dan niatnya untuk memerangi kolonialisme sekaligus mencari
dukungan dalam upaya mengembalikan Irian
Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar