Kamis, 07 Mei 2015



TUGAS
PERAN INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA – AFRIKA


LOGO_GUNADARMA




 Nama         :     Santiyulia
 NPM          :     18213243
Kelas           :     2 EA 32

                                                               


Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas  Gunadarma




PERAN INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA – AFRIKA


PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Konferensi Tingkat Tinggi Asia - Afrika (KTT Asia - Afrika atau KAA) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. Indonesia merupakan salah satu pemrakarsa penyelenggaraan Konferensi Asia - Afrika (KAA). Negara-negara tersebut berkumpul untuk menghasilkan beberapa kesepakatan. Salah satunya adalah untuk memujudkan salah satu wujud  politik bebas aktif Indonesia dalam tingkat internasional. KAA merupakan salah satu upaya memujudkan perdamaian dunia.
KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka,  India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara imperialis lainnya. Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin
KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua keuntungan. Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai masalah RRC dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua, RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat.

B.           Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa arti penting KAA bagi Indonesia ?
2.      Bagaimana peran Indonesia di dalam KAA ?
C. Tujuan Penelitian
            Adapun beberapa tujuan dari penelitian ini, antara lain adalah :
1.      Menjelaskan apa arti penting KAA bagi Negara Republik Indonesia
2.      Mengetahui bagaimana dan apa saja peran negara Indonesia di dalam KAA



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.          Politik Luar Negeri Bebas Aktif
   Politik luar negeri adalah arahan kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungannya dengan nengara lain. Politik luar negeri merupakan bagian dari kebijakan nasional yang diabadikan bagi kepentingan nasional dalam lingkup duni internasional setiap negara mempunyai kebijakan politik luar negeri yang berbeda – beda .kebijakan suatu negara dipengaruhi oleh factor luar negeri dan factor dalam negeri.
            Dalam mengikuti peraturan dunia. Negara Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif. Politik luar negeri pertama kali dicetuskan oleh Drs. Moh Hatta, wakili presiden RI yang pertama. Dasar politik terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi “ ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi , dan keadilan social “
Tujuan Politik Luar negeri Bebas aktif :
  1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara
  2. Memperoleh barang – barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbaiki kemakmuran rakyat
  3. Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan dan Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat – syarat yang diperoleh untuk memperbesar kemakmuran rakyatnya.
  4. Meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa sebagai pelaksanaan cita yang tersimpul didalam pancasila
B.           Latar Belakang Terbentuknya KAA
Berakhirnya Perang Dunia II membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping itu juga ditandai dengan munculnya 2 kekuatan ideologis, yaitu politik dan militer termasuk pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas antar bangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas artinya  bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara manapun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional. Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif dikarenakan setelah berakhirnya Perang Dunia II, telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat mempelopori berdirinya Blok Barat atau Blok Kapitalis (Liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau Blok Sosialis (Komunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan  dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia – Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia – Afrika. Bangsa-bangsa Asia – Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis barat. Persamaan nasib itu menimbulkan  rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia berakhir, banyak negara di Asia – Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam dan Libya. Sementara itu masih banyak pula negara yang berada di kawasan Asia – Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di  Asia – Afrika yang telah merdeka juga tidak melupakan masa lalunya. Mereka tetap merasa senasib da sependeritaan. Apalagi jika mengingat masih banayak negara di Asia –Afrika yang belum merdeka. Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Pelakasanaan KAA mempunyai arti penting , baik bagi bangsa-bangsa di Asia – Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya.
C.          Sejarah Singkat Konferensi Asia – Afrika
 Konferensi Asia - Afrika diawali oleh Konferensi Colombo, dicolombo, Ibukota Negara Sri Lanka. Konferensi Colombo dilaksanakan tanggal 28 april – 2 mei 1954. Konferensi ini mempertemukan lima pimpinan negara Asia, sebagai berikut :
- Pandit jawaharlat Nehru (Perdana Menteri India)
- Sir john kotelawala (Perdana Menteri Sri lanka)
- Moh ali jannah (Perdana Menteri Pakistan)
- U Nu ( Perdana Menteri Burma/Myanmar)
- Ali sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia)
Konferensi Colombo ini menghasilkan beberapa kesepakatan, salah satunya adalah kesepakatan untuk menyelanggarakan Konferesi Asia - Afrika (KAA) dalam waktu dekat. Indonesia disepakati menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Sebelum KAA dilaksanakan, tanggal 28 -31 desember 1954 diadakan sebuah pertemuan persiapan di Bogor, Indonesia. Konferensi ini dihadiri oleh wakil dari lima negara yang hadir pada Konferensi Colombo sebelumnya.dalam pertemuan ini disepakati beberapa hal sebagai berikut.
a.       KAA diselanggarakan di Bandung pada tanggal 18 – 24 april 1955
b.      Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Bogor sebagai  negara – negara sponsor
c.       Menetapkan 25 negara Asia - Afrika yang akan diundang
d.      Menentukan empat tujuan pokok KAA berikut ini
-           Memajukan kerja sama antarbangsa Asia Afrika demi kepentingan bersama
-          Membahas dan meninjau persoalan ekonomi, sosial dan budaya
-          Membahas dan berusaha mencari penyelesaian masalah kedaulatan nasionalisme, rAsialisme dan kolonialisme
-          Memperkuat kedudukan dan peranan Asia Afrika dalam usaha perdamaian dunia.


BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang merupakan salah satu metode yang digunakan peneliti dalam ilmu sosial. Adapun data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan kegiatan membaca, membandingkan serta menganalisis menggunakan buku-buku ilmiah, artikel, dan beberapa website yang kemudian seluruh data nya diolah dan dianalisis, untuk mencukupi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan penelitian dengan data yang benar adanya dan dihubungkan dengan teori-teori yang ada.


  
BAB IV
GAMBARAN UMUM KAA
KAA diselanggarakan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 18 -24 april 1955. Konferensi ini dihadiri oleh 23 negara Asia  dan 6 negara Afrika. Anggota konferensi dari Asia adalah Indonesia, India, Burma, Pakistan, Sri Lanka, Cina, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, Kamboja, Thailand, Filipina, Nepal, Afganistan, Iran, Irak, Yordania, Turki, Syria, Saudi Arabia dan Yaman. Adapun negara–negara dari benua Afrika adalah Mesir, Ethiopia, Libya, Sudan, Liberia dan Pantai Emas ( sekarang Ghana). Konferensi Asia Afrika berjalan dengan sukses. KAA menjadi pusat perhatian dunia saat itu. Indonesia pun tidak lepas dari perhatian duni karena menjadi tuan rumah. Konferensi Asia Afrika menghasilkan beberapa keputusan penting. Beberapa keputusan penting tersebut sebagai berikut :
a.                     Memajukan kerja sama antarbangsa di kawasan Asia dan Afrika dalam bidang social , ekonomi , dan kebudayaan
b.                     Meyerukan kemerdekaan aljazair, Tunisia dan marako dari penjajahan prancis.
c.                     Menuntut pengembalian irian barat ( sekarang papua) ke perda Indonesia dari aden kepada yaman.
d.                    Menentang diskriminasi dan kolonialisme.
e.                     Ikut aktif dalam mengusahakan dan memelihara perdamaian dunia.
Selain beberapa keputusan penting tersebut. Konferensi Asia Afrika juga mencetuskan dasasila bandung atau disebut juga “bandung declaration”
Penyelenggaraan KAA didasarkan pada beberapa hal :
a.       Persamaan nasib dan sejarah, yaitu bangsa-bangsa di Asia - Afrika, terutama pernah mengalami penjajahan
b.      Kesadaran untuk memperoleh kemerdekaan
c.       Kecemasan akan persaingan Blok Barat dan Blok Timur
  1. Perubahan  politik pada tahun 1950-an yaitu berakhirnya Perang Korea (1953). Akibat Perang Korea, semenanjung terbagi menjadi dua negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Peristiwa ini semakin menambah ketegangan dunia dikarenakan adanya intervensi dari blok yang bersaing.
  2. PBB sudah ada forum konsultasi dan dialog antarnegara yang baru merdeka, tetapi di luar PBB belum ada forum yang menjembatani dialog antarnegara tersebut.
  3. Persamaan masalah sebagai negara yang masih terbelakang dan berkembang
Penyelenggaraan KAA mempunyai tujuan berikut :
a.    Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antarbangsa Asia Afrika meningkatkan persahabatan
b.    Membicarakan dan mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan
c.    Memerhatikan masalah khusus terkait dengan kedaulatan, kolonialisme, dan imperialism
d.    Memerhatikan posisi dan partisipasi Asia Afrika dan bangsa-bangsa dalam dunia internasional




BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.          Arti Penting KAA
KAA yang dilaksanakan dibandung pada tanggal 18 – 24 april 1955 mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya dan bagi dunia pada umumnya. KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat diredam.
Pengaruh KAA bagi bangsa Indonesia :
  1. Ditandatanganinya persetujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC ( seseorang yang memegang dwi kewarganegaraan harus memilih salah satu dan tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan
  2. Adanya dukungan yang diperoleh , yaitu berupa keputusan KAA mengenai perjuangan merebut irian barat dalam forum PBB
Pengaruh KAA bagi Negara – Negara Asia Afrika :
  1. KAA berpengaruh besar terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa - bangsa asia afrika yang belum merdeka. Bangsa - bangsa asia afrika yang merdeka sesudah diadakannya KAA, antara lain : Maroko, Tunisia dan Sudan (1956), Ghana (1957), Guyana (1958), Mauritania, Mali, Niger, Tugo, Dahomei, Chad, Senegal, Pantai Gading dan beberapa negara Afrika lainnya ( 1960 ).
Pengaruh KAA bagi dunia :
  1. Berkurangnya ketegangan dunia
  2. Amerika serikat dan Australia mulai berusaha menghapuskan ras diskriminasi di negaranya
  3. Munculnya organisasi gerakan nonblok ( GNB ) yang bertujuan meredakan perselisihan paham dari blok barat dan blok timur
d.      Belanda mulai kebingungan mengahadapi blok afro – asia di PBB
Berikut ini makna dan arti penting terselenggaranya KAA.
  1. Merupakan pendorong kemerdekaan bangsa-bangsa Asia – Afrika untuk lepas dari cengkeraman imperialisme dan kolonialisme Barat.
  2. Menjadi pendorong lahirnya Gerakan Nonblok.
  3. Merupakan pencetus semangat solidaritas dan kebangkitan negara Asia Afrika dalam menggalang persatuan.
  4. Memberikan harapan baru bagi bangsa-bangsa yang sudah maupun belum merdeka.
  5. Mulai diikutinya politik luar negeri bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka.
  6. Kembali bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika akan potensi yang dimiliki.
  7. Diakuinya nilai-nilai Dasasila Bandung oleh negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan dalam meredakan ketegangan dunia.
  8. Mulai dihapuskannya praktik-praktik politik diskriminasi ras oleh negara-negara maju.
B.           Peran Indonesia dalam KAA
Setelah perang dunia ke II selesai, muncul dua kekuatan yang saling bertentangan, yaitu blok barat dan blok timur. Sikap bangsa Indonesia terhadap adanya dua kekuatan tersebut tidak mau memihak salah satu blok. Sebagai warga negara penganut politik luar negeri bebas aktif, bangsa Indonesia mengambil jalan sendiri untuk tetap memelihara perdamaian dan meredakan, ketegangan dunia akibat perang dingin. Salah satu upaya bangsa Indonesia untuk memelihara perdamaian dunia adalah dengan menggalangkan persatuan dengan negara–negara di kawasan asia dan afrika. Bersama dengan negara lain, yaitu india, Pakistan, Sri Lanka dan Burma ( Myanmar ). Bangsa Indonesia diwakili oleh ali sastroamijoyo menjadi sponsor pelaksanaan konfersi asia afrika.
Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional. Dalam pelaksanaan KAA Indonesia berperan penting, karena selain menjadi tempat berlangsungnya Konferensi tersebut Indonesia juga salah satu negara yang ingin bangsanya hidup setara, maju di berbagai bidang  dan tidak ingin tertindas oleh Negara barat, yang paling penting adalah mengutamakan kerjasama.



BAB VI
KESIMPULAN
1.            KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua keuntungan. Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai masalah RRC dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua, RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat.
2.            Salah satu upaya bangsa Indonesia untuk memelihara perdamaian dunia adalah dengan menggalangkan persatuan dengan negara–negara di kawasan asia dan afrika. Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional. Dalam pelaksanaan KAA Indonesia berperan penting karena selain menjadi tempat berlangsungnya konferensi tersebut, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang ingin bangsanya hidup setara, maju di berbagai bidang  dan tidak ingin tertindas oleh Negara barat, yang paling penting adalah mengutamakan kerjasama. Dengan KAA maka Indonesia dapat menunjukkan sikap dan niatnya untuk  memerangi kolonialisme sekaligus mencari dukungan dalam upaya  mengembalikan Irian Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar