Sabtu, 21 Mei 2016

Tugas Softskill ke 3 : Sintesis Manajemen Komunikasi Pemasaran

Tugas Softskill ke 3

         

NAMA       :  SANTI  YULIA
KELAS      :  18213243


PROGRAM S1 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016


MANAJEMEN KOMUNIKASI PEMASARAN



LANDASAN TEORI

1. A.    Komunikasi
Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia dan menentukan kualitas hidup manusia serta mempelajari segala segi pernyataan antara manusia salah satunya komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan dalam suatu organisasi atau kantor menggunakan komunikasi untuk menyampaikan ide-ide atau nasehatnya kepada semua karyawan sehingga terjadi komunikasi timbal balik antara pimpinan/atasan dan karyawan/pegawai. Stoner dan Wankel dalam Moekijat (2003:61) mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dengan mana orang-orang berusaha memberikan pengertian melalui penyampaian pesan-pesan berupa lambang. Himstreet dan Baty dalam Moekijat (2003:74) mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi dimana dua orang atau lebih melalui suatu sistem simbol-simbol, isyarat-isyarat dan perilaku yang sudah lazim.
Effendy (2001:78) bahwa komunikasi penting bagi manusia sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi suatu interaksi dan tukar menukar pengetahuan atau pengalaman. Menurut Yoder komunikasi adalah pertukaran informasi, ide, sikap, pikiran dan pendapat sedangkan menurut Dale S. Beachi komunikasi adalah penyampaian informasi dari pengertian orang yang satu kepada orang yang lain (Moekijat, 2003:80). Konsep komunikasi dapat penulis simpulkan sebagai suatu kegiatan penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain. Selanjutnya konsep komunikasi harus senantiasa disusun secara sistematis sebagai upaya untuk merubah pengetahuan, sikap dan tingkah laku manusia sehingga untuk mancapai hal tersebut hendaknya menggunakan metode komunikasi yang efektif dan efisien.Konsep komunikasi mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini atasan harus menimbulkan daya tarik. Newcomb dalam Moekijat (2003:83) mengemukakan bahwa komunikasi dipandang sebagai transmisi informasi, terdiri dari stimuli yang nyata dari sumber kepada penerima. Dalam proses komunikasi antarpersona kedudukan sebagai sumber dan penerima saling bergantian sehingga masing-masing dapat secara langsung mengetahui respon terhadap pesan yang disampaikan kedua belah pihak sampai terjadi persesuaian pendapat atau himpitan kepentingan.

Aristoteles dalam Hartono (2001:54) mengemukakan bahwa unsur-unsur komunikasi adalah :
a)       Komunikator, pengirim sumber komunikasi
b)      Pesan, suatu pengertian yang akan disampaikan oleh pengirim kepada penerima
c)       Komunikan, pihak yang memperoleh warta dari pengirim warta

Ketiga unsur diatas merupakan proses terjadinya komunikasi dan antara unsur-unsur tersebut saling terkait. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengertian komunikasi. Susanto (2002:83) mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi maksud dan pengertian seseorang kepada orang lain. Moekijat (2003:73) menambahkan pengertian komunikasi adalah proses menukar informasi dan perasaan diantara dua orang atau lebih dan penting bagi manajemen yang efektif.
Effendy (2002:65) mendefinisikan komunikasi sebagai salah satu bagian hubungan dari manusia baik individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan tersebut sudah jelas bahwa komunikasi erat hubungan antara tujuan yang hendak dicapai dengan konsekuensi. Konsekuensi sesuai hasil yang diharapkan atau tujuan yang akan dicapai.sehingga dengan demikian komunikasi penulis merumuskan sebagai suatu penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan menghasilkan komunikasi yang aktif. Komunikasi dalam kehidupan manusia merupakan hal terpenting untuk mencapai tujuan. Kegiatan manusia tidak akan bisa berjalan tanpa adanya komunikasi sebagai alat penyampaian informasi, termasuk dalam kegiatan kepariwisataan dalam hal ini  pemasaran sosial.
Secara etimologi, istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin “communicare” yang mempunyai arti berpartisipasi atau memberitahu. Menurut Cherry dalam Cangara (2003:42) komunikasi berasal dari perkataan latin “communis” yang artinya membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih. Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam berkomunikasi, juga dapat digambarkan dalam berbagai macam model. Model komunikasi dibuat untuk membantu dalam memberi pengertian tentang komunikasi dan juga untuk menspesifikasi bentuk-bentuk komunikasi yang ada dalam hubungan antar manusia.Komunikasi meliputi berbagai dimensi, salah satunya adalah komunikasi massa. Istilah komunikasi massa kadang telah diberi definisi dalam dua cara yakni komunikasi melalui media dan komunikasi umum.
Menurut Achmad (2002:48) komunikasi massa berbeda dengan jenis-jenis komunikasi yang lain. Hal ini disebabkan karena :
1. Komunikasi dalam komunikasi massa menyandarkan diri pada alat-alat teknik (media mekanik atau elektronik seperti surat kabar, majalah, radio, televisi atau kombinasi daripadanya), untuk menyampaikan pesan-pesan secara luas dan cepat kepada khalayak yang terpencar di sana sini yang sampai tingkat tertentu.
2. Komunikator komunikasi massa berusaha membagi makna dengan berjuta-juta orang yang mereka tidak kenal secara pribadi.
3. Peran komunikasi massa adalah terbuka, pesan ini dimaksudkan untuk mencapai dan dapat diterima dan dicerna oleh banyak orang.
4. Komunikasi massa dikontrol oleh banyak penjaga gawang (gate keepers). Dalam artian bahwa dalam komunikasi massa pada individu dapat melakukan kontrol terhadap pesan yang akan berjalan melalui media massa.

Secara umum komunikasi massa diartikan sebagai komunikasi melalui media massa modern dan media massa ini adalah surat kabar, radio, film dan TV. Maka dapat diartikan komunikasi massa merupakan penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya satu arah (one way traffic) (Effendy, 2003:82). Devito (2002:64) menambahkan bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa, dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya maka digambarkan bahwa komunikasi massa memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut :

1. Komunikasi massa bersifat satu arah
    Komunikasi satu arah berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada     
    komunikator.
2 .Komunikasi massa melembaga
    Komunikasi dalam komunikasi massa dalam penyebaran pesan komunikasinya bertindak   
    atas nama lembaga.
3. Peran komunikasi massa bersifat umum
    Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (publik) karena ditujukan   
    kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perorangan
    atau kelompok orang-orang tertentu. (Effendy, 2003:85).


1. A.    Komunikasi Pemasaran
Banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikasi barangkali yang memadai untuk mendukung strategi ialah apa yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam Effendy (2003:26) bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah harus menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom Whit What Effect ?”. Hubungannya dengan strategi komunikasi, maka segala sesuatu harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut, yaitu : Who(siapakah komunikatornya ?), Says what (pesan apa yang dinyatakannya?), In which channel (media apa yang digunakannya ?), To whom (siapa komunikannya ?) dan With what effect (efek apa yang diharapkan ?) Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi komunikasi sangat penting karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi bisa bermacam-macam, yakni : Information (informasi),Persuasion (persuasi) dan Instruction (instruksi).
Pemasaran menurut Swastha DH (2005:36) adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan dan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Fandy Tjiptono (2001:219) Dalam pemasaran kita kenal ada tiga unsur dasar yaitu :

1. Orientasi pada konsumen
A. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
B. Menentukan kelompok pembeli yang akan dilayani.
C. Menentukan produk dan program pemasarannya.
D. Mengadakan penelitian pada konsumen.
E. Menentukan dan melaksanakan strategi yang baik
2. Menyusun kegiatan pemasaran secara integral (Integrated Marketing)
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkepentingan dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat terealisir.
1. Kepuasan konsumen (Consumer Satisfaction)
Faktor kepuasan konsumen merupakan tujuan perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen.
Kotler (2002:46) mengatakan pemasaran adalah kegiatan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran. Sedangkan menurut Stanton (2003:68) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Bila dicermati lebih mendalam, maka pengertian di atas lebih berorientasi pada sifat dan proses pemasaran yang dihubungkan dengan perilaku manusia di dalam mencapai kebutuhannya. Sehingga tidak menyebutkan tentang apa yang dipertukarkan. Namun dapat diketahui bahwa alat pemuas kebutuhan dan keinginan manusia adalah produk. Tentu saja konsep produk yang dimaksud di sini tidak terbatas pada barang wujud (fisik) melainkan meliputi barang yang tidak berwujud, seperti jasa-jasa, ide dan sebagainya yang menjadi kebutuhan dan keinginan setiap manusia. Dalam hubungannya dengan penyusunan program pemasaran untuk jasa, beberapa karakteristik jasa yang perlu dipertimbangkan menurut Kotler (2002: 428) adalah :
1. Tidak berwujud, jasa tidak berwujud dilihat, dirasa, didengar atau dicium sebelum ada transaksi pembelian. Jadi dalam hal ini pembeli harus percaya dan yakin kepada penjual jasa.
2. Tidak dapat dipisahkan, suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya. Dalam hal ini orang-orang harus berhubungan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut. Namun apakah sumber itu hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada.
3. Berubah-ubah, jasa ini sangat bergantung kepada siapa yang menyajikan kapan dan dimana, oleh karena itu pembeli atau pemakai jasa sering bertanya-tanya dulu sebelum menentukan pemilik jasa yang dipilih.
4. Daya tahan, jasa yang baik tidak terpakai jelas tidak dapat disimpan atau diganti waktu pemakaiannya, konsumen jasa tidak punya daya tahan.

Berdasar pada pengertian pemasaran di atas yang dihubungkan dengan konsep produk atau jasa sebagai tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka pada gilirannya mengarah pada pemahaman tentang proses terjadinya pertukaran. Selanjutnya Dennis (2001:83) menjelaskan pengertian pemasaran adalah salah satu fungsi yang paling nyata dan luas yang dilakukan dalam perdagangan/bisnis atau spektrum kegiatan yang luas yang mencakup pemenuhan kebutuhan konsumen, merancang dan mengembangkan produk dan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, penentuan harga pokok dan pelayanan termasuk secara bersaing, dan mempromosikan serta membagikan barang-barang tersebut dengan cara yang ekonomis, tepat waktu dan menyenangkan.
Menurut David Pickton dalam Ilham Prisgunanto (2006:8), Komunikasi Pemasaran adalah semua elemen-elemen promosi dari marketing mix (bauran pemsaran) yang melibatkan komunikasi antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran.
Selanjutnya, Komunikasi pemasaran merupakan proses dialog yang berkelanjutan (the countinuing dialogue) antara pembeli dan penjual dalam sutu tempat pemasaran (market place). Definisi ini mungkin digambarkan sebagai definisi makro dan proses.
Relevansinya dengan pengelolaan suatu perusahaan, seperti yang diuraikan Bulaeng (2000: 32) adalah:
1. Proses penyajian seperangkat rangsangan yang diintegrasikan pada sasaran pasar dengan maksud untuk menimbulkan seperangkat respon yang diinginkan.
2.  Mengadakan saluran-saluran untuk menerima (receive), menafsirkan (interpret), bertindak (action) atas dasar pesan dari pasar untuk tujuan mengubah pesan perusahaan sekarang dan mengidentifikasi kesempatan-kesem¬patan komunikasi baru.
Selanjutnya definisi yang diuraikan oleh Delozier (1996:169) ialah bahwa komunikasi pemasaran yang terdapat pada suatu perusahaan adalah:
1. Proses penyebaran kesatuan rangsangan kepada target pasar dengan mengharapkan respon dari target tersebut
2.  Mempersiapkan rangsangan balik, menginterpretasikan dan menjalankan keinginan target pasar pada perubahan pesan perusahaan dan mengidentifikasikan kesempatan akan adanya komunikasi-komunikasi baru.
Menjelaskan bahwa perusahaan adalah terdiri dari pengirim dam penerima pesan dari target pasar. Pihak pengirim dari suatu pasar dalam persaingan bisnisnya harus mencoba menarik konsumen untuk membeli produknya. Pihak penerima dari perusahaan harus menyesuaikan diri pada target pasar untuk dapat menyampaikan pesan pada situasi pasar yang berhubungan dan harus dapat menciptakan komunikasi yang baru.


1. Marketing Mix
 Sistem pemasaran yang baik adalah sistem komuikasi pemasaran yang didalamnya terdiri dari berbagai unsur terpadu. Dalam istilah komunikasi dan pemasaran disebut Marketing Mix.
  Perkembangan marketing mix menyebabkan bahwa ahli memberikan pernyataan, sabagaimana pendapat yang diberikan oleh Louis and Kurtz (1982:250), kebijaksanaan pemasaran dapat diklasifikasikan ke dalam 4 strategi, yaitu:
1. Product strategy: Kebijaksanaan dalam pemasaran meliputi desain kemasan, merek perusahaan, merek dagang, surat izin, jaminan barang, jaminan perusahaan, perputaran produk dan pengembangan produk baru.
2. Distribution strategy: Kebiajaksanaan dalam pemasaran yang meliputi penditribusian barang, saluran penjualan barang dan orang yang mengalami pendistribusian barang ke konsumen.
3. Promotional strategy:  Kebijikasanaan dalam pemasaran yang meliputi personal selling, advertising dan sales promotion yang memberikan komunikasi yang efektif antara perusahaan dan target market.
4. Pricing strategy: Kebijaksanaan dalam pemasaran yang meliputi metode penetapan harga yang menguntungkan perusahaan dan konsumen dengan pertimbangan peraturan pemerintah serta pendapat umum.
Uraian di atas menyimpulkan bahwa Marketing Mix adalah suatu bauran yang terdiri dari 4 variabel yaitu:
1. Produk
2. Place/Tempat
3. Price/Harga
4. Promosi
Keempat variabel tersebut pada akhirnya dapat dijadikan sebagai suatu strategi komunikasi pemasaran untuk mencapai penjualan produk yang diinginkan oleh suatu perusahaan.
1. Strategi Komunikasi Pemasaran
Terdapat 5 langkah besar dalam menyusun strategi komunikasi pemasaran menurut Delozier (1996:272), yaitu:
1. Menentukan kesempatan komunikasi pemasaran. Merupakan langkah awal dalam pengembangan strategi baru adalah mengenal serta mengevaluasi perubahan-perubahn baru dari luar dan dalam perusahaan.
2. Menganalisa sumber-sumber komunikasi pemasaran. Bagian ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam perusahaan sehingga efisien
3. Mengatur komunikasi pemasaran yang objektif. Objektivitas dilihat dari kebijaksanaan masa depan perusahaan yang terdiri dari kerja sama yang objektif.
4. Mengembangkan dan mengevaluasi strategi alternatif. Jika objektivitas dikembangkan maka strategi juga harus dikembangkan lalu mengevaluasi beragam strategi lain yang mungkin dapat berhasil mencapai objektifitas.
5. Mendata tugas-tugas komunikasi pemasaran. Setelah rencana strategi dipilih, seorang manajer harus dapat membuat keputusan yang penting menyangkut masalah pengemasan, periklanan, harga, tempat penjualan, serta produk.
A.  Strategi Promosi
Batasan promosi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu menjual. William J. Stanton (2003:60) mengemukakan batasan promosi sebagai berikut Promosi adalah bahan pokok yang digunakan untuk menyampaikan atau membujuk pasar menerima produk dari suatu perusahaan.
Batasan di atas dijelaskan bahwa promosi adalah unsur yang digunakan sebagai informasi dalam mempengaruhi/ membujuk konsumen, agar mereka tertarik.    Promosi sesungguhnya adalah merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan meningkatkan kelebihan suatau perusahaan. Fungsi dari strategi komunikasi promosi adalah menyampaikan informasi yang membujuk dan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen.
1.    Unsur-Unsur Komunikasi Pemasaran
Promosi merupakan salah satu variable di dalam marketing mix. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam promosi dapat dilihat dari batasan pengertian promosi yang dipaparkan oleh William (Swastha, 2001: 349).Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwaprokotional mix adalah suatu program komunikasi dalam perusahaan yang mengkombinasikan dengan orang yang dapat menjadi konsumen mereka.
1.  Advertising (periklanan)
  Advertising merupakan suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh           perusahaan secara tidak langsung berhubungan dengan konsumen sebagai         pembeli
1. 2.      Personal Selling
Personal Selling adalah melakukan kegiatan penjualan secara langsung ke konsumen.
1. Sales Promotion (promosi penjualan)
 Kegiatan promosi ini biasanya dilakukan bersama dengan kegiatan-kegiatan promosi yang lain dan biasanya relatif murah.
Promosi penjualan terdiri dari alat-alat yang mencakup:
1. Promosi konsumen
2. Promosi dagang
3. Promosi tenaga
4.  Pentingnya Pemasaran Bagi Perusahaan
Konsep pemasaran modern meyakini bahwa dasar pertimbangan dari sudut pemasaran merupakan faktor determinan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan di sebuah perusahaan. Bisa dikatakan bahwa pemasaran merupakan jantung kehidupan dari berbagai macam usaha. Piha-pihak di berbagai perusahaan mulai mengakui bahwa bahwa konsep-konsep pemasaran modern terbukti telah berhasil meningkatkan jumlah keuntungan perusahaan. Sebelumnya perusahaan hanya memperkirakan berapa besar kapasitas produksi, setelah itu langsung merealisasikannya Menurut Ilham Prisgunanto (2006 :107 ) Untuk bisa bertahan dalam persaingan pasar yang sangat ketat, konsep demikian harus ditinjau ulang. Untuk dapat survive, pertama-tama perusahaan harus menentukan apa yang bisa dijual, berapa banyak yang bisa dijual, rencana dan metode apa yang bisa digunakan untuk memikat hati konsumen. Semua elemen dalam perusahaan, baik itu presdir, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian yang lain tidak bisa membuat perencanaan tanpa mengacu data-data yang dimiliki oleh pemasaran. Betapapun baik kualitas produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, tidak bisa menjamin kesuksesan perusahaan tersebut, selain juga tidak bisa menjamin terciptanya kepuasaan pada konsumen.
  Nilai suatu produk baru bisa dibuktikan jika produk itu telah dipasarkan ke konsumen. Jika daya serap konsumen terhadap produk ini besar, maka bisa dikatakan bahwa produk tersebut terbukti unggul. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa seluruh departemen dalam suatu perusahaan turut memberi andil besar bagi pertumbuhan sebuah perusahaan, namun departemen pemasaranlah yang bisa menghasilkan pendapatan. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa bidang pemasaran merupakan tulang punggung bagi perusahaan. Pemasaran begitu pentingnya sehingga tidak lagi dipandang sebagai fungsi tersendiri, melainkan harus dipandang bahwa pemasaran merupakan keseluruhan bisnis itu sendiri.Swastha dan Irawan (2005:44) dalam buku mereka Manajemen Pemasaran Modern mendefinisikan pemasaran sebagai sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dibutuhkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Jika disimak uraian di atas, nyatalah bahwa pemasaran melingkupi keseluruhan dari aktivitas bisnis suatu koorporat.Aktivitas dari manajemen pemasaran meliputi proses perencanaan produksi, penetapan harga, penentuan pola promosi, dan pendistribusian produk untuk memenuhi kepuasan serta tujuan pelanggan, baik individu atau kelompok. Tujuan akhir dari aktivitas pemasaran adalah untuk mempengaruhi sifat dan jumlah permintaan pelanggan terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika boleh disimplifikasikan, maka manajemen pemasaran adalah manajemen permintaan atas produk-produk perusahaan. Bukankah Semua kegiatan pemasaran adalah ditujukan agar produknya dapat diterima dan kemudian disenangi pasar .Untuk bisa disenangi atau diterima pasar inilah diperlukan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga produk yang dijual benar-benar bisa memenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen. Upaya tersebut harus dimulai sebelum suatu produk diproduksi hingga pemberian pelayanan setelah sebuah produk sampai di tangan konsumen.
B.     Minat Beli
Slameto (2002:59) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Winkel (2001:32) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Suryabrata (1983:72) mengemukakan bahwa minat sebagai kecenderungan untuk memberi perhatian dan bertindak terhadap orang, benda, aktivitas atau situasi yang disertai perasaan senang.
Kartini (2003:134) mengemukakan bahwa minat adalah momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap penting. Jadi hubungan antara perhatian dan minat erat karena timbulkan perhatian itu oleh adanya rasa tertarik sehingga berkecimpung dalam bidang itu. Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa perhatian adalah suatu gejala kejiwaan yang ada hubungan dengan dorongan minat dan kegiatan sendiri.Minat seseorang terhadap sesuatu objek memiliki tingkatan tertentu. Simanjuntak (2001:48) membedakan minat atas 3 tingkatan sebagai berikut :
1. Minat biasa adalah minat yang hubungannya dengan objek pengetahuan (pengetahuan per kata).
2. Minat ikut serta adalah minat yang tidak terbatas pada pengetahuan intelektual, tetapi ingin menangkap maksud ikut merasakan sesuatu. Tingkat minat itu terdapat pada bahan pelajaran cultural (sejarah, bahasa dan kebudayaan).
3. Minat penyerahan diri adalah minat pada tingkatan yang tinggi dimana subjek direkam seluruhnya oleh objek yang dikenal atau dihargai.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka dapat dipahami bahwa minat sangat penting artinya bagi seseorang untuk melaksanakan kegiatan termasuk dalam melakukanpembelian.Umar (2002:42) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat antara lain : sosial ekonomi, bakat, sikap, umur, jenis kelamin, pengalaman, kepribadian dan lingkungan. Saronggalo (2004:61) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah pembawaan seseorang, keadaan jasmani, keuletan, kelakuan, perasaan serta kemauan yang keras.Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001:57). Mehta (2004:66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Howard dalam Durianto dan Liana (2004:44) mengemukakan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor dalam Thamrin (2003:142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (2003:126) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
1. C.    Promosi
Menurut Philip Kotler Menurut Philip Kotler (2002:431),“Promotion are the various activities that the company undertakes to communicate its product merit and to persuade target consumer to buy them”. Yang dapat diartikan dengan, promosi adalah berbagai macam kegiatan akan dikendalikan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan suatu produk dan membujuk konsumen untuk membelinya.Berdasarkan definisi promosi dari Phillip Kotler tersebut, jelas bahwa dalam kegiatan komunikasi pemasaran dimana sebuah perusahaan dalam mengkomunikasikan pesan mengenai suatu produk dan jasa yang ditawarkan memerlukan kegiatan promosi.Hal tersebut telah menggambarkan bahwa kegiatan utama dalam komunikasi pemasaran adalah promosi. Meskipun tetap perlu memperhatikan faktor-faktor selain kegiatan promosi. Seperti yang dikatakan Terence A.Shimp dalam buku Periklanan Promosi, Komunikasi Pemasaran Terpadu jilid 1 edisi kelima bahwa, semua organisasi modern, baik itu perusahaan bisnis maupun nirlaba menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial dan nonfinansial. Bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi: iklan, tenaga penjualan, papan nama toko, display di tempat pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya. Secara keseluruhan, aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas merupakan komponen promosi dalam bauran pemasaran (marketing mix). (2000:4).
1. D.    AIDA
 Model AIDA dipopulerkan oleh Elmo Lewis untuk menjelaskan cara kerja personal selling. ModeMl ini menggambarkan sebuah tahapan yang menggambarkan sebuah proses calon pelanggan potensial menuju pembelian. Namun tahapan AIDA tidak hanya sekedar digunakan dalam proses personal selling/penjualan pribadi tetapi juga digunakan untuk mengenal tahapan respon dalam iklan.Berikut tahap-tahap dari proses respon model AIDA yang dikutip dari Google Books “Advertising and Promotion:an IMC Perspective” karya Kruti Shah dan Alan D’Souza (2009:189-192):
1)      Awareness / Kesadaran
Pada tahap awal, sebagian besar target audiens tidak menyadari produk atau merek dan oleh sebab itu tujuan komunikator adalah membangun kesadaran, mungkin hanya sebuah pengakuan nama dengan pesan sederhana yang mengulangi nama merek, atau memberikan informasi dasar tentang produk. Dalam kategori produk yang relatif baru, fungsi asumsi ini penting dimaksimalkan. (Shah & D’Souza, 2009:189)
2)      Interest / Ketertarikan
Pada tahap ini, konsumen lulus dari kesadaran tentang produk kemudian tertarik dengan produk tersebut. Pemasar perlu mengetahui apa yang konsumen rasakan tentang produk mereka. Apakah produk tersebut dibuang? Apakah mereka menyukainya? Apakah mereka menemukan hal yang cukup menarik? Minat terhadap produk dapat dibuat dengan menunjukkan beberapa fitur unik dari produk, menunjukkan cara kerjanya, menyajikan iklan yang menghibur, menggunakan selebriti populer, dll. (Shah&D’Souza, 2009:190)
3)      Desire / Keinginan
Tidaklah cukup hanya untuk membangun minat pada produk. Setelah target audiens menyadari tentang produk dan tertarik, fungsi iklan adalah untuk membuat mereka cenderung ke arah positif untuk membeli, dengan menciptakan keinginan dan preferensi untuk produk yang diiklankan. Keinginan dapat dibangun dengan menunjukkan bagaimana produk memenuhi kebutuhan spesifik konsumen dan dengan kreatif melakukan promosi yang berkualitas, nilai dan fitur penting lainnya. (Shah&D’Souza, 2009:192)
4)      Action / Tindakan
Iklan belum memainkan bagiannya sampai mereka telah mencapai tujuan utama mereka yaitu untuk mendorong target audiens untuk melakukan tindakan. Dalam kebanyakan kasus, tindakan yang diinginkan adalah mendorong konsumen untuk membeli, tetapi dalam kasus tertentu juga bisa untuk menghasilkan pertanyaan, menyebabkan kunjungan ritel, menunjukkan partisipasi dalam promosi, dll. Iklan yang membangun merek atau citra, tidak akan langsung mendapatkan tindakan untuk pembelian, tetapi akan menciptakan preferensi dan keinginan yang pada akhirnya akan menghasilkan pembelian. Hal ini merupakan strategi jangka panjang. Di sisi lain, pembicaraan atau promosi iklan langsung melalui penawaran insentif kepada konsumen jika mereka langsung membeli produk, hal ini merupakan strategi jangka pendek (Shah&D’Souza, 2009:192)
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai AIDA, penulis menyimpulkan bahwa dalam membuat iklan, pemasar harus memperhatikan tujuan utama dari pembuatan iklan tersebut. Pemasar tidak hanya perlu memperhatikan hasil dari tahap pertama pembuatan iklan berupa awareness atau kesadaran dari konsumen, tetapi diharapkan iklan tersebut akan menghasilkan sebuah action atau tindakan dari konsumen berupa pembelian baik itu secara jangka panjang maupun jangka pendek. Kemudian tahapan AIDA dapat digunakan dalam periklanan, personal selling dan aspek promotion mix lainnya.
E.      IMC (Integrated Marketing Communication)
Terence A. Shimp dalam bukunya Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu jilid 1 Edisi kelima, mengutip buku Don E. Schultz, “Integrated Marketing Communicatios: Maybe Definition Is in The Point of View”-Marketing view(2003:24) mengenai definisi IMC. Definisi IMC adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC menganggap seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan produk  atau jasa dari suatu merek atau perusahaan, adalah jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan di masa datang. Lebih jauh lagi, IMC menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan. Dengan kata lain, proses IMC berawal dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif. (Shimp, 2003:24)
Lima Ciri Utama IMC (Terence A. Shimp, 2003:24-29):
1. Mempengaruhi perilaku. Tujuan IMC adalah untuk mempengaruhi khalayak sasarannya. Hal ini berarti komunikasi pemasaran harus melakukan lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran merek atau “memperbaiki” perilaku konsumen terhadap merek. Sebaliknya kesuksesan IMC membutuhkan usaha-usaha komunikasi yang diarahkan kepada peningkatan beberapa bentuk respon dari perilaku konsumen. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk menggerakkan orang untuk bertindak.
2. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan (prospect). Prosesnya diawali dari pelanggan atau calon pelanggan kemudian berbalik kepada komunikator merek untuk menentukan metode yang paling tepat dan efektif dalam mengembangkan program komunikasi persuasif.
3. Menggunakan satu atau segala cara untuk melakukan ‘kontak’. IMC menggunakan seluruh bentuk komunikasi dan seluruh ‘kontak’ yang menghubungkan merek atau perusahaan dengan pelanggan mereka, sebagai jalur penyampai pesan yang potensial. Ciri utama dari elemen IMC ketiga ini adalah bahwa ia merefleksikan kesediaan menggunakan bentuk kontak komunikasi apa pun, asalkan merupakan yang terbaik dalam upaya menjangkau khalayak, dan tidak menetapkan suatu media tertentu sebelumnya.
4. Berusaha menciptakan sinergi. Dalam definisi IMC terkandung kebutuhan akan sinergi (kesinambungan). Semua elemen komunikasi (iklan, tempat pembelian, promosi penjualan, event, dan lain-lain) harus berbicara dengan satu suara; koordinasi merupakan hal yang amat penting untuk menghasilkan citra merek yang kuat dan utuh, serta dapat membuat konsumen melakukan aksi. Kegagalan dalam mengkoordinasi semua elemen komunikasi dapat menghasilkan pengulangan upaya yang sia-sia atau lebih buruk lagi, pesan yang kontradiktif, mengenai merek.
5. Menjalin hubungan. Karakteristik IMC yang kelima adalah kepercayaan bahwa komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan terjalinnya hubungan antara merek dengan pelanggannya. Dapat dikatakan bahwa pembinaan hubungan adalah kunci dari pemasaran modern dan bahwa IMC adalah kunci dari terjalinnya hubungan tersebut. Suatu hubungan merupakan “pengait” yang tahan lama antara merek dengan konsumen. Ia membangkitkan pembelian yang berulang dan bahkan loyalitas terhadap merek.


KESIMPULAN

1. Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyandarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik
2. Bentuk-bentuk komunikasi marketing (juga disebut bauran promosi) terdiri dari empat alat penting yaitu; Periklanan, Daya sebar iklan, Daya ekspresi yang besar, Impersonalitas, Promosi penjulan, Komunikasi, Intensif, Ajakan, Publisitas, Penjualan personal.
3. Tujuan dari komunikasi pemasaran adalah Menyebarkan informasi dari suatu produk, Mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsuman pesaing untuk beralih merk (Komunikasi persuasif), Mengingatkan audien untuk melakukan pembelian ulang (Komunikasi mengingatkan kembali).
4. Respon yang diberikan oleh penerima komunikasi meliputi: Efek kognitif untuk membentuk kesadaran tertentu, Efek afeksi, Efek konatif atau perilaku.
5. Konsep komunikasi pemasaran yakni; Mass communication, Targeted communication, In-store communication, One-to-one communication.
6. Proses pengembangan komunikasi pemasaran meliputi delapan tahap pokok yang saling terkait, yaitu: Mengidentifikasi audiensi sasaran, Menentukan tujuan komunikasi, Merancang pesan, Memilih saluran komunikasi, Menyusun anggaran komunikasi pemasaran total, Menentukan bauran komunikasi pemasaran, Mengimplementasikan komunikasi pemasaran, Mengumpulkan umpan balik.













DAFTAR SUMBER

1. Stoner dan Wankel dalam Moekijat (2003:61), mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dengan mana orang-orang berusaha memberikan pengertian melalui penyampaian pesan-pesan berupa lambing.
2. Himstreet dan Baty dalam Moekijat (2003:74), mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi dimana dua orang atau lebih melalui suatu sistem simbol-simbol, isyarat-isyarat dan perilaku yang sudah lazim.
3. Effendy (2001:78), bahwa komunikasi penting bagi manusia sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi suatu interaksi dan tukar menukar pengetahuan atau pengalaman.
4. Moekijat (2003:80), komunikasi adalah penyampaian informasi dari pengertian orang yang satu kepada orang yang lain.
5. Cherry (2003:42), komunikasi berasal dari perkataan latin “communis” yang artinya membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih.
6. Effendy (2003:82), Komunikasi massa merupakan penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya satu arah (one way traffic).
7. Swastha 2001: 349), Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam promosi dapat dilihat dari batasan pengertian promosi yang dipaparkan oleh William.
8. Philip Kotler Menurut Philip Kotler (2002:431), “Promotion are the various activities that the company undertakes to communicate its product merit and to persuade target consumer to buy them”.
9. Shah & D’Souza (2009:192), Pembicaraan atau promosi iklan langsung melalui penawaran insentif kepada konsumen jika mereka langsung membeli produk, hal ini merupakan strategi jangka pendek.
10. Don E. Schultz (2003:24), “Integrated Marketing Communicatios: Maybe Definition Is in The Point of View” mengenai definisi IMC. Definisi IMC adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan.





SUMBER :